Moskow ( Pancaran elektromagnetik yang sangat kuat  dari radar milik Amerika Serikat di Pasifik diduga dapat menyebabkan  tidak berfungsinya satelit Phobos-Grunt asal Rusia, kata laporan harian  Kommersant pada Selasa.
Komisi investigasi pemerintah Rusia  sedang memeriksa sejumlah penyebab kerusakan tersebut termasuk  korsleting atau "dampak eksternal", kata harian itu mengutip sumber di  industri antariksa Rusia.
"Para ahli tidak mengabaikan  kemungkinan satelit tersebut terkena dampak pancaran (dari radar AS yang  bermarkas di Pulau Mashall) dimana sinyal dalam ukuran megawatt memicu  kerusakan elektronik di dalam satelit," kata sumber yang tidak ingin  disebutkan namanya.
Sumber tidak menyebutkan jenis radar namun dia mengatakan hal itu  mengawasi lintasan asteroid sewaktu peluncuran satelit Phobos-Grunt.
Sumber juga menekankan bahwa sepertinya hal itu lebih kepada sesuatu yang kebetulan ketimbang aksi sabotase.
Pejabat komisi di pemerintah Rusia telah menolak mengomentari pernyataan tersebut, kabar Kommersant.
Komisi berencana mengabarkan hasil awal investigasi kepada Kepala  Badan Antariksa Federal Rusia Roscosmos, Vladimir Popovkin, pada 20  Januari.
Sebelumnya Popovkin mengatakan bahwa kerusakan pesawat antariksa  milik Rusia yang tidak terjelaskan diduga terjadi karena "gangguan dari  fasilitas teknik luar negeri".
Hasil resmi investigasi tersebut akan dipublikasikan pada 26 Januari, kata Kommersant.
Satelit Phobos-Grunt yang diluncurkan pada 9 November dirancang  untuk mengambil batuan dan tanah dari satelit Mars, Phobos, kembali ke  bumi.
Namun satelit tersebut terdampar di wilayah yang disebut orbit  pendukung setelah mesinnya gagal menempatkannya di jalur menuju Planet  Merah dan kemudian jatuh ke bumi pada Ahad.
Menurut Badan Antariksa dan Aeronautika Nasional (NASA), Rusia telah  gagal dalam seluruh 17 upayanya untuk menyelidiki Planet Merah dari  jarak dekat sejak 1960.
Kegagalan yang terbaru sebelum kejadian November terjadi pada 1996  ketika Rusia kehilangan satelit Mars-96 sewaktu peluncuran, RIA Novosti  melaporkan.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar