Sabtu, 21 Januari 2012

Meninggalnya Sutradara Noto Bagaskoro di Korea


Lukman Sardi

Meninggalnya Sutradara Noto Bagaskoro di Korea 
Demi sinetron terbarunya, sutradara Noto Bagaskoro hunting lokasi ke negeri ginseng Korea. Karena perbedaan suhu yang ekstrem, beliau tidak mampu bertahan. Apalagi menurut keluarga Noto Bagaskoro mengidap penyakit jantung. Adiknya, Cokro Leksono pun menceritakan kronologi kejadian.
"Jadi kemarin itu almarhum lagi hunting lokasi untuk sinetron terbarunya, salah satunya adalah tempat ski. Hari terakhir itu beliau sedang berada di tempat ski dan itu suhunya -18. Makanya entry terakhir di facebook 'dingin sekali sampe kuping tidak terasa'. Jadi mungkin itu udah berat. Dan memang beliau dari dulu sudah mengidap penyakit jantung," ungkap Cokro Leksono, adik kandung almarhum Noto Bagaskoro, ditemui di kediaman almarhum, Jl. Tebet Timur III I no. 20, Jaksel, Sabtu (21/1).
Menurut sang adik, sekitar 3 tahun Noto Bagaskoro mengidap penyakit kronis tersebut. Sebagai sutradara sudah menjadi kewajibannya untuk menggarap sinetron sebaik-baiknya. Terlebih Noto Bagaskoro merasa skrip sinetron yang tengah ia kerjakan ini sangat bagus.
"Setelah itu, diperkirakan meninggal pukul 2 dini hari. Karena pas pagi itu dikira masih tidur, jadi beliau tidur berdua dengan rekannya saat mau breakfast dibangunin gak bereaksi akhirnya ditinggal sarapan karena dipikir masih tidur karena kecapekan," ucapnya.
"Tapi setelah breakfast oleh teman-temanya digoyang-goyang gak bangun juga, begitu dibalik badannya ada sedikit darah di bantalnya. Dari situ kaget semua, karena gak ada yang berani akhirnya manggil sekuriti hotel terus diperiksa oleh dokter hotel dan dinyatakan sudah meninggal," tambahnya.
Ada keanehan dari kematian almarhum sehingga jenazah datang cukup terlambat. Selain adanya darah di badan, yang membuat kru tidak berani menyentuhnya. Keluarga tidak bisa memperlihatkan medical record bahwa pria tersebut mengidap jantung.
Darah keluar dari mana? "Kurang tau persis yang pasti dari bagian muka," ungkap Cokro.
Keluarga meminta tidak dilakukan otopsi. Namun karena tidak adanya medical record penyakit jantung tersebut, akhirnya almarhum mau tidak mau harus diotopsi sehingga jenazah datang telat.
"Pihak keluarga kan meminta untuk tidak dilakukan otopsi, kalau tidak mau diotopsi harus ada medical record kalau beliau punya penyakit jantung, kalau itu ada bisa cepat pulang. Dan ternyata hasil medical record tidak ada penyakit jantung. Akhirnya harus diotopsi, itu yang membikin lama," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar